RINGKASAN
JURNAL KOPERASI TENTANG
MANAJEMEN
KOPERASI
“MENUJU
KEWIRAUSAHAAN KOPERASI”
&
“PERSPEKTIF
DISIPLIN ILMU MANAJEMEN BISNIS”
ABSTRAK
Koperasi merupakan salah satu
bentuk badan usaha yang sesuai dengankepribadian bangsa Indonesia yang pantas
untuk ditumbuhkembangkan sebagaibadan usaha penting dan bukan sebagai
alternatif terakhir. Membentuk jiwakewirausahaan koperasi di dalam diri para
pengurus dan anggotanya adalah upayaawal untuk menuju keberhasilan gerakan
koperasi di tanah air.
Yang
menarik dari penilaian ini adalah bahwa dari sudut pandang disiplin manajemen
bisnis, perubahan lingkungan bisnis global semua lebih membujuk organisasi
koperasi menerapkan disiplin manajemen modern untuk merumuskan tujuan dan
strategi realokasi, restrukturisasi dan sumber daya ke arah yang lebih inovatif
untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar. Dari perspektif bersangkutan,
praktik manajemen saat ini telah ditinggalkan dan menjadi tidak relevan dengan
mengejar era. Ini hanya, yang mencerminkan pertumbuhan lamban koperasi, bahkan
stagnan di Indonesia yang ditunjukkan oleh efek dari kelemahan mendasar dalam
menerapkan fungsi manajemen.
Kata Kunci: Prospek,
Perspektif, Manajemen Bisnis, Sistem Renumerasi, dan Sistem KarierKoperasi, Manajemen Koperasi, Kewirausahaan
Koperasi.
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Fenomena
empiris koperasi Indonesia jika dibandingkan dengan praktek koperasi di
berbagai negara industri maju yang menganut sistem ekonomi liberal dan
kapitalistik dinilai oleh banyak kalangan masih jauh tertinggal, atau jalan di
tempat dan cenderung tergantung pada fasilitas dan bantuan pemerintah.Dalam
usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini, sesungguhnyakoperasi
mendapatkan peluang (opportunity)
untuk tampil lebih eksis. Krisis ekonomiyang diawali dengan krisis nilai tukar
dan kemudian membawa krisis hutang luarnegeri, telah membuka mata semua
pemerhati ekonomi bahwa "fundamentalekonomi" yang semula diyakini
kesahihannya, ternyata hancur lebur.
Bahkan, sebagian
kalangan lain berpendapat bahwa koperasi lebih sering dimanfaatkan di luar
kepentingan utamanya.Pendapat ini dapat dibuktikan berdasarkan data
perkembangan koperasi tahun 2006. Secara kuantitatif, total lembaga koperasi di
Indonesia tercatat sebanyak 138.411 unit, dengan jumlah anggota 27.042.342
orang. Namun, dari jumlah tersebut jumlah koperasi aktif hanya sebanyak 43.703
unit atau hanya sekitar 31,5 persen saja. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi
sebagai lembaga ekonomi memiliki derajat kompleksitas yang lebih tinggi.Kompleksitas
ini menyebabkan pertumbuhan koperasi yang berkualitas sangat terbatas dan
cenderung kurang dapat diandalkan untuk mengatasi problem sosial ekonomi dalam
masyarakat. Hal tersebut tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh muatan dan
beban koperasi yang sarat dengan aspek-aspek non ekonomi, mis-management atau
bahkan under managed.
Citra koperasi di
masyarakat saat ini identik dengan badan usaha marginal,yang hanya bisa hidup
bila mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini sebenarnyatidak sepenuhnya
benar, karena banyak koperasi yang bisa menjalankan usahanyatanpa bantuan
pemerintah. Tantangan koperasi ke depan sebagai badan usaha adalahharus mampu
bersaing secara sehat sesuai etika dan norma bisnis yang berlaku .
Aktivitas koperasi
sebagai badan usaha, tidak terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik
dari lingkungan internal (SDM, organisasi dan kelembagaan, manajemen, modal,
ragam usaha, keanggotaan, teknologi) dan maupun lingkungan eksternal (sosial
budaya, politik, perekonomian, hukum, informasi, dan perkembangan iptek) di
tingkat regional, nasional dan internasional.Pengaruh ini sebenarnya mendorong
terciptanya perubahan karena adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi
pengembangan koperasi. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat
persaingan yang semakin ketat. Resikonya, manakala koperasi tidak memiliki
keunggulan kompetitif, maka perubahan hanya menjadi masalah bagi koperasi.
Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar yaitu:
1. Apakah koperasi masih
relevan dikembangkan dalam lingkungan masyarakat Indonesia yang mengalami
perubahan?
2. Jikalau masih relevan,
mengapa koperasi belum berkembang di Indonesia?
3. Apakah kondisi
masyarakat Indonesia sekarang masih kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat
melalui kelompok atau koperasi?
4. Apakah proses
pengembangan koperasi di Indonesia masih sejalan dengan konsep/teori ekonomi,
manajemen, sosial budaya, psikologi, serta hukum yang berlaku umum?
5. Apakah berkoperasi
merupakan salah satu pilihan untuk mensejahterakan masyarakat?
6. Bagaimana pola pengembangan
koperasi di masa depan pada lingkungan yang dinamis? Keenam pertanyaan di atas
dikaji secara komprehensif melalui perspektif disiplin ilmu Manajemen Bisnis
terhadap prospek masa depan koperasi Indonesia.
1.3 Teori
Pengertian Koperasi
Menurut
Undang-undang No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha yangberanggotakan
orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan melandaskankegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyatyang
berdasarkan asas kekeluargaan (Sitio dan Tamba, 2001).
Prinsip-prinsip
koperasi adalah:
a.
Keanggotaan bersifat
sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan
dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian
sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnyajasa usaha
masing-masing anggota.
d. Pemberian
balas jasa tidak terkait dengan besarnya setoran modal.
e. Kemandirian
f. Pendidikan
koperasi
g.
Kerja sama antar
koperasi
Manajemen Koperasi
Koperasi merupakan
lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembagabisnis. Di dalam sebuah
lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektifdan efisien yang
dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usahakoperasi, manajemen
merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuanyang diharapkan.
Kewirausahaan Koperasi
Secara definitif
seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses (Meredith, et
al,1984).
1.1 Maksud dan Tujuan
Kajian ini dimaksudkan
adalah untuk menjawab berbagai persoalan maupun masalah yang sedang berlangsung
dalam kehidupan gerakan koperasi di Indonesia. Secara spesifik tujuan kajian
ini adalah untuk (1) Mengetahui prospek pengembangan koperasi di Indonesia
ditinjau dari perspektif ilmu manajemen, (2) Menyusun rekomendasi tentang
pendekatan pemberdayaan koperasi dalam lingkungan yang berubah dengan
mempertimbangkan dimensi ilmu manajemen.
(3) Bagaimanakewirausahaankoperasi.
II.METODE PENELITIAN
2.1
Jenis dan Sumber Data
Data sekunder dihimpun dari :
1.
Hasil-hasil kajian
perkoperasian (dalam berbagai bentuk seperti disertasi, tesis, skripsi, dll.) dari perguruan tinggi yang
relevan dengan disiplin ilmu manajemen (dari aspek fungsi dan proses manajemen,
strategi manajemen, struktur organisasi, pembagian tuigas, renumerasi, sistem
karier dan efisiensi bisnis koperasi). Buku-buku teks ilmu manajemen perusahaan
non koperasi dan koperasi baik yang diterbitkan di dalam negeri maupun dari
luar negeri.
2.2
Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau cara pengumpulan data dalam
kajian ini dilaksanakan dengan cara: 1) Wawancara kepada Pengurus, Manajer,
Karyawan, dan Anggota; 2) Pengamatan langsung pada aktivitas manajemen
koperasi; 3) Studi pustaka; 4) Pengumpulan pendapat ahli/pakar.
III. Hasil Kajian
Pemahaman
Konsepsi Manajemen&Kewirausahaan
Hasil
observasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden terutama yang memiliki
latar belakang pendidikan strata satu mampu mendeskripsikan dengan baik rumusan
tugas manajerialnya di koperasi. Semakin baik pemahaman konseptual manajemen
responden berarti dapat diduga kuat adanya korelasi positif dengan kinerja,
suasana kerja di kantor, dan kinerja bisnis koperasi.
Kondisi
ini ditemukan pada koperasi yang diklasifikasi maju (memiliki kinerja bisnis,
finansial dan organisasi yang baik). Studi khusus mengenai pemahaman konseptual
manajemen pengurus dan manajer koperasi sejauh ini masih belum ditemukan.
Namun, masih cukup relevan pernyataan filsuf Jerman, Emmanuel Kant (dalam
Ropke, 1985) bahwa tidak ada praktek yang berhasil baik tanpa memahami konsepsi
teori yang baik pula.
Para
wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang
berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko
pada saat mengejar tujuannya. Tetapi
mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil
keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil keputusan
tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang
bisnis dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berharga bagi keputusan
yang hendak dibuat.
Kewirausahaan
koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secarakoperatif
dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan
berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya
kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi,
1999).
Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara
koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan
kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi
koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus
dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus
mementingkan kebutuhan anggotanya.Tugas utama wirausaha koperasi adalah
mengambil prakarsa inovatif, artinyaberusaha mencari, menemukan dan
memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1988).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
kajian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa prospek koperasi dilihat dari
perspektif ilmu manajemen bisnis&Kewirausahaan adalah sebagai berikut
:
1.
Dari sudut pandang
disiplin ilmu manajemen bisnis, perubahan lingkungan bisnis global mendorong organisasi
koperasi untuk menerapkan disiplin ilmu manajemen modern yang mendorong
reformulasi tujuan dan strategi, restrukturisasi, dan realokasi sumberdaya
kearah yang lebih inovatif untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar.
Ditinjau dari perspektif tersebut praktek manajemen di koperasi saat ini sudah
jauh tertinggal dan menjadi tidak relevan dengan tuntutan jaman.
2. Perkembangan
koperasi di Indonesia yang cenderung lamban atau bahkan stagnant ditengarai
oleh kelemahan fundamental dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen sehingga proses
manajemen terhambat. Proses perencanaan berlangsung tanpa mengindahkan kaidah
perencanaan yang baik dan benar. Orientasi perencanaan lebih kepada tujuan
jangka pendek karena lemahnya visi perencanaan jangka panjang untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Kondisi ini menyebabkan bisnis
koperasi kebanyakan gagal memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik bagi para
anggotanya. Pengelolaan usaha koperasi banyak yang tidak efisien dan belum
sesuai dengan kepentingan anggotanya. Koperasi terkesan hanya menjalankan
fungsi dagang tanpa kemampuan menciptakan nilai tambah.
3. Kondisi
masyarakat Indonesia dewasa ini yang sudah semakin pragmatis dan rasional akan
beralih kepada lembaga ekonomi yang mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih
baik. Mengamati fenomena yang ada, dapat diprediksi bahwa beberapa jenis
koperasi akan kehilangan maknanya sebagai manfaat ekonomi yang lebih baik bagi
para anggotanya. Pengelolaan usaha koperasi banyak yang tidak efisien dan belum
sesuai dengan kepentingan anggotanya. Koperasi terkesan hanya menjalankan
fungsi dagang tanpa kemampuan menciptakan nilai tambah.
4. Kondisi
masyarakat Indonesia dewasa ini yang sudah semakin pragmatis dan rasional akan
beralih kepada lembaga ekonomi yang mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih
baik.
Tugas utama wirausaha
koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinyaberusaha mencari, menemukan
dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker,
1988).Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi
juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam
kemunduran.
Wirausaha koperasi
harus mempunyai keberanian mengambil risiko. Karenadunia penuh dengan
ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadangtidak sesuai
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi
situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan
mengambil risiko. Tentu saja pengambilan risiko ini dilakukan dengan
perhitungan-perhitungan yang cermat.
Kegiatan wirausaha
koperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota
sebagai pemilik dan, sekaligus sebagai pelanggan.Tujuan utama setiap wirausaha
koperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan
kesejahteraan bersama.Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh
anggota, manajer, birokratyang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis,
yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis wirausaha
koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang
berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda
pula.
Ilmu
manajemen bisnis&Kewirausahaanadanya hubungan yang salingberkaitansehinggamembuat suatu tujuan tentangkoperasiberjalandenganbaikkarenaadanyaperencanaandari
fungsimanajementersebut, karenadengan fungsimanajemensalah satunyaperencanaanadalahhalterpenting yang harus dilaksanakanketikaseseorangakan menjadilebih mudah dalamtahap proses selanjutnyadengandemikianKoperasi Indonesia akanlebihbaiklagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga,
Panji dan Widiyanti, Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Arief,
Sritua. 1997. Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat, dalam
Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat dalam Arus
Globalisasi. CSPM dan Zaman. Jakarta.
Drucker,
Peter F. 1988. Inovasi dan Kewiraswastaan, Praktek dan Dasar-Dasar. Erlangga.
Jakarta, dalam Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan
Tinggi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia. Jakarta.
Haeruman,
H. 2000. ”Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL”.
Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha Sucofindo.Jakarta
Hendar dan
Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Hendrojogi.
1997. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. RajaGrafindo. Jakarta.
Koperindo.com.
http/www.Koperindo.com.
Manurung,
2000. “Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan Tantangannya
di Masa Depan”. Economics e-Journal,
28 Januari 2000,
Meredith,
1984. Kewirausahaan, Teori dan Praktek, Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta, dalam Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untukPerguruan
Tinggi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rozi dan
Hendri. 1997. Kapan dan Bilamana Berkoperasi. Unri Press. Riau. Sitio,
Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Subyakto,
1996. “Mutu Layanan dalam Perilaku Organisasi Koperasi”. http://
ln.doubleclick.net.
Widiyanti,
Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
TRI
YUNI R./ 17212466
REZA
RIZKI R./18212172
0 komentar:
Posting Komentar