Pages

11 Nov 2013

Ringkasan Jurnal Koperasi

Diposting oleh bloggy Imajination di 11/11/2013 07:29:00 PM
RINGKASAN JURNAL KOPERASI TENTANG
MANAJEMEN KOPERASI
MENUJU KEWIRAUSAHAAN KOPERASI
&
PERSPEKTIF DISIPLIN ILMU MANAJEMEN BISNIS

ABSTRAK
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengankepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagaibadan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwakewirausahaan koperasi di dalam diri para pengurus dan anggotanya adalah upayaawal untuk menuju keberhasilan gerakan koperasi di tanah air.
Yang menarik dari penilaian ini adalah bahwa dari sudut pandang disiplin manajemen bisnis, perubahan lingkungan bisnis global semua lebih membujuk organisasi koperasi menerapkan disiplin manajemen modern untuk merumuskan tujuan dan strategi realokasi, restrukturisasi dan sumber daya ke arah yang lebih inovatif untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar. Dari perspektif bersangkutan, praktik manajemen saat ini telah ditinggalkan dan menjadi tidak relevan dengan mengejar era. Ini hanya, yang mencerminkan pertumbuhan lamban koperasi, bahkan stagnan di Indonesia yang ditunjukkan oleh efek dari kelemahan mendasar dalam menerapkan fungsi manajemen.
Kata Kunci: Prospek, Perspektif, Manajemen Bisnis, Sistem Renumerasi, dan Sistem KarierKoperasi, Manajemen Koperasi, Kewirausahaan Koperasi.
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
            Fenomena empiris koperasi Indonesia jika dibandingkan dengan praktek koperasi di berbagai negara industri maju yang menganut sistem ekonomi liberal dan kapitalistik dinilai oleh banyak kalangan masih jauh tertinggal, atau jalan di tempat dan cenderung tergantung pada fasilitas dan bantuan pemerintah.Dalam usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini, sesungguhnyakoperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil lebih eksis. Krisis ekonomiyang diawali dengan krisis nilai tukar dan kemudian membawa krisis hutang luarnegeri, telah membuka mata semua pemerhati ekonomi bahwa "fundamentalekonomi" yang semula diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur.
Bahkan, sebagian kalangan lain berpendapat bahwa koperasi lebih sering dimanfaatkan di luar kepentingan utamanya.Pendapat ini dapat dibuktikan berdasarkan data perkembangan koperasi tahun 2006. Secara kuantitatif, total lembaga koperasi di Indonesia tercatat sebanyak 138.411 unit, dengan jumlah anggota 27.042.342 orang. Namun, dari jumlah tersebut jumlah koperasi aktif hanya sebanyak 43.703 unit atau hanya sekitar 31,5 persen saja. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi sebagai lembaga ekonomi memiliki derajat kompleksitas yang lebih tinggi.Kompleksitas ini menyebabkan pertumbuhan koperasi yang berkualitas sangat terbatas dan cenderung kurang dapat diandalkan untuk mengatasi problem sosial ekonomi dalam masyarakat. Hal tersebut tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh muatan dan beban koperasi yang sarat dengan aspek-aspek non ekonomi, mis-management atau bahkan under managed.
Citra koperasi di masyarakat saat ini identik dengan badan usaha marginal,yang hanya bisa hidup bila mendapat bantuan dari pemerintah. Hal ini sebenarnyatidak sepenuhnya benar, karena banyak koperasi yang bisa menjalankan usahanyatanpa bantuan pemerintah. Tantangan koperasi ke depan sebagai badan usaha adalahharus mampu bersaing secara sehat sesuai etika dan norma bisnis yang berlaku .
Aktivitas koperasi sebagai badan usaha, tidak terlepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik dari lingkungan internal (SDM, organisasi dan kelembagaan, manajemen, modal, ragam usaha, keanggotaan, teknologi) dan maupun lingkungan eksternal (sosial budaya, politik, perekonomian, hukum, informasi, dan perkembangan iptek) di tingkat regional, nasional dan internasional.Pengaruh ini sebenarnya mendorong terciptanya perubahan karena adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi pengembangan koperasi. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat persaingan yang semakin ketat. Resikonya, manakala koperasi tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka perubahan hanya menjadi masalah bagi koperasi. Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar yaitu:
1.    Apakah koperasi masih relevan dikembangkan dalam lingkungan masyarakat Indonesia yang mengalami perubahan?
2.    Jikalau masih relevan, mengapa koperasi belum berkembang di Indonesia?
3.    Apakah kondisi masyarakat Indonesia sekarang masih kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat melalui kelompok atau koperasi?
4.    Apakah proses pengembangan koperasi di Indonesia masih sejalan dengan konsep/teori ekonomi, manajemen, sosial budaya, psikologi, serta hukum yang berlaku umum?
5.    Apakah berkoperasi merupakan salah satu pilihan untuk mensejahterakan masyarakat?
6.    Bagaimana pola pengembangan koperasi di masa depan pada lingkungan yang dinamis? Keenam pertanyaan di atas dikaji secara komprehensif melalui perspektif disiplin ilmu Manajemen Bisnis terhadap prospek masa depan koperasi Indonesia.
1.3 Teori
Pengertian Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha yangberanggotakan orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan melandaskankegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyatyang berdasarkan asas kekeluargaan (Sitio dan Tamba, 2001).
Prinsip-prinsip koperasi adalah:

a.       Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b.      Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c.       Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnyajasa usaha masing-masing anggota.
d.      Pemberian balas jasa tidak terkait dengan besarnya setoran modal.
e.       Kemandirian
f.       Pendidikan koperasi
g.      Kerja sama antar koperasi
Manajemen Koperasi
Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembagabisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektifdan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usahakoperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuanyang diharapkan.
Kewirausahaan Koperasi
Secara definitif seorang wirausaha termasuk wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses (Meredith, et al,1984).
1.1  Maksud dan Tujuan
Kajian ini dimaksudkan adalah untuk menjawab berbagai persoalan maupun masalah yang sedang berlangsung dalam kehidupan gerakan koperasi di Indonesia. Secara spesifik tujuan kajian ini adalah untuk (1) Mengetahui prospek pengembangan koperasi di Indonesia ditinjau dari perspektif ilmu manajemen, (2) Menyusun rekomendasi tentang pendekatan pemberdayaan koperasi dalam lingkungan yang berubah dengan mempertimbangkan dimensi ilmu manajemen. (3) Bagaimanakewirausahaankoperasi.
II.METODE PENELITIAN
2.1 Jenis dan Sumber Data
Data sekunder dihimpun dari :
1.      Hasil-hasil kajian perkoperasian (dalam berbagai bentuk seperti disertasi, tesis,  skripsi, dll.) dari perguruan tinggi yang relevan dengan disiplin ilmu manajemen (dari aspek fungsi dan proses manajemen, strategi manajemen, struktur organisasi, pembagian tuigas, renumerasi, sistem karier dan efisiensi bisnis koperasi). Buku-buku teks ilmu manajemen perusahaan non koperasi dan koperasi baik yang diterbitkan di dalam negeri maupun dari luar negeri.
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau cara pengumpulan data dalam kajian ini dilaksanakan dengan cara: 1) Wawancara kepada Pengurus, Manajer, Karyawan, dan Anggota; 2) Pengamatan langsung pada aktivitas manajemen koperasi; 3) Studi pustaka; 4) Pengumpulan pendapat ahli/pakar




            III. Hasil Kajian
Pemahaman Konsepsi Manajemen&Kewirausahaan
                 Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden terutama yang memiliki latar belakang pendidikan strata satu mampu mendeskripsikan dengan baik rumusan tugas manajerialnya di koperasi. Semakin baik pemahaman konseptual manajemen responden berarti dapat diduga kuat adanya korelasi positif dengan kinerja, suasana kerja di kantor, dan kinerja bisnis koperasi.
                 Kondisi ini ditemukan pada koperasi yang diklasifikasi maju (memiliki kinerja bisnis, finansial dan organisasi yang baik). Studi khusus mengenai pemahaman konseptual manajemen pengurus dan manajer koperasi sejauh ini masih belum ditemukan. Namun, masih cukup relevan pernyataan filsuf Jerman, Emmanuel Kant (dalam Ropke, 1985) bahwa tidak ada praktek yang berhasil baik tanpa memahami konsepsi teori yang baik pula.           
                 Para wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai sikap mental positif yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam mengambil keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan, Setiap mengambil keputusan tidak didasarkan pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan informasi-informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat.
                 Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secarakoperatif dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama (Hendar dan Kusnadi, 1999).
            Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Ini berarti wirausaha koperasi (orang yang melaksanakan kewirausahaan koperasi) harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya.Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinyaberusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1988).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa prospek koperasi dilihat dari perspektif ilmu manajemen bisnis&Kewirausahaan adalah sebagai berikut :
1.      Dari sudut pandang disiplin ilmu manajemen bisnis, perubahan lingkungan bisnis global mendorong organisasi koperasi untuk menerapkan disiplin ilmu manajemen modern yang mendorong reformulasi tujuan dan strategi, restrukturisasi, dan realokasi sumberdaya kearah yang lebih inovatif untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar. Ditinjau dari perspektif tersebut praktek manajemen di koperasi saat ini sudah jauh tertinggal dan menjadi tidak relevan dengan tuntutan jaman.
2.      Perkembangan koperasi di Indonesia yang cenderung lamban atau bahkan stagnant ditengarai oleh kelemahan fundamental dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen sehingga proses manajemen terhambat. Proses perencanaan berlangsung tanpa mengindahkan kaidah perencanaan yang baik dan benar. Orientasi perencanaan lebih kepada tujuan jangka pendek karena lemahnya visi perencanaan jangka panjang untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Kondisi ini menyebabkan bisnis koperasi kebanyakan gagal memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik bagi para anggotanya. Pengelolaan usaha koperasi banyak yang tidak efisien dan belum sesuai dengan kepentingan anggotanya. Koperasi terkesan hanya menjalankan fungsi dagang tanpa kemampuan menciptakan nilai tambah.
3.      Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini yang sudah semakin pragmatis dan rasional akan beralih kepada lembaga ekonomi yang mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik. Mengamati fenomena yang ada, dapat diprediksi bahwa beberapa jenis koperasi akan kehilangan maknanya sebagai manfaat ekonomi yang lebih baik bagi para anggotanya. Pengelolaan usaha koperasi banyak yang tidak efisien dan belum sesuai dengan kepentingan anggotanya. Koperasi terkesan hanya menjalankan fungsi dagang tanpa kemampuan menciptakan nilai tambah.
4.      Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini yang sudah semakin pragmatis dan rasional akan beralih kepada lembaga ekonomi yang mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih baik.

Tugas utama wirausaha koperasi adalah mengambil prakarsa inovatif, artinyaberusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1988).Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran.
Wirausaha koperasi harus mempunyai keberanian mengambil risiko. Karenadunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadangtidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil risiko. Tentu saja pengambilan risiko ini dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.
Kegiatan wirausaha koperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan, sekaligus sebagai pelanggan.Tujuan utama setiap wirausaha koperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama.Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer, birokratyang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis wirausaha koperasi ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda pula.
Ilmu manajemen bisnis&Kewirausahaanadanya hubungan yang salingberkaitansehinggamembuat suatu tujuan tentangkoperasiberjalandenganbaikkarenaadanyaperencanaandari fungsimanajementersebut, karenadengan fungsimanajemensalah satunyaperencanaanadalahhalterpenting yang harus dilaksanakanketikaseseorangakan menjadilebih mudah dalamtahap proses selanjutnyadengandemikianKoperasi Indonesia akanlebihbaiklagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta, Jakarta.
Arief, Sritua. 1997. Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat, dalam Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat dalam Arus Globalisasi. CSPM dan Zaman. Jakarta.
Drucker, Peter F. 1988. Inovasi dan Kewiraswastaan, Praktek dan Dasar-Dasar. Erlangga. Jakarta, dalam Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia. Jakarta.
Haeruman, H. 2000. ”Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL”. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha Sucofindo.Jakarta
Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Hendrojogi. 1997. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. RajaGrafindo. Jakarta.
Koperindo.com. http/www.Koperindo.com.
Manurung, 2000. “Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan Tantangannya
di Masa Depan”. Economics e-Journal, 28 Januari 2000,
Meredith, 1984. Kewirausahaan, Teori dan Praktek, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, dalam Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi untukPerguruan Tinggi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Rozi dan Hendri. 1997. Kapan dan Bilamana Berkoperasi. Unri Press. Riau. Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subyakto, 1996. “Mutu Layanan dalam Perilaku Organisasi Koperasi”. http://
ln.doubleclick.net.
Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.



                                                         TRI YUNI R./ 17212466
                                                         REZA RIZKI R./18212172
                                                         2EA02


0 komentar:

Posting Komentar

 

BLOGY IMAJINATIONS Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review