Pages

29 Apr 2014

Kisah Papan Catur Tua

Diposting oleh bloggy Imajination di 4/29/2014 09:15:00 AM


           
edited by Triyunirahma
Saat libur akhir pekan, waktu menunjukan pukul dua siang, dan itu berarti waktunya  Ayah ku untuk bermain catur bersama sahabat karibnya sejak lama, begitulah mereka menghabiskan akhir pekan dengan bermain catur yang entah telah berapa lama usianya, mungkin lebih tua dari umur ku saat itu. Papan catur yang mulai memudar warnanya, namun masih tetap kokoh untuk dimainkan, memang papan catur tersebut telah Ayah miliki sejak beliau masih kanak-kanak dulu, katanya papan catur tersebut hadiah dari Kakek ku. Pantas saja Ayah sangat menyayangi Papan catur tersebut.
            Permainan dimulai, terlihat sangat seru dan mengasyikkan, gelak tawa terdengar saat Ayah berteriak SKAK! Dan itu merupakan pertanda Ayah ku akan memenangkan permainan catur tersebut, rasa bangga yang aku rasakan saat itu, apalagi teman ayah ku itu sering kalah oleh Ayah. Aku piker memang Ayah ku sangat handal dan jago dalam permainan Caturnya. Permainan terus berlanjut sampai mereka bosan dan tidak akan berhenti oleh apapun kecuali adzan memanggil mereka. Begitulah Ayah ku kerap menghabiskan waktu luangnya dengan bermain catur.
Cerita tentang sahabat Ayah yang sangat setia menemani Ayah ku bermain catur, padahal yang aku tahu teman Ayah tersebut selalu kalah dalam permainannya, sepertinya memang dia sangat sabar sampai tidak pernah jera akan setiap kekalahannya melawan Ayah. Luar biasa, dan Ayahku pun sangat senang bermain dengan temannya tersebut, karena memang hanya dia satu-satunya teman Ayah yang mau bermain catur bersamanya, sampai suatu ketika teman Ayah tersebut jatuh sakit, beliau mengidap penyakit yang cukup serius, Batu Ginjal yang cukup parah, beliau baru mengetahui penyakitnya setelah periksa ke dokter, padahal sebelumnya beliau masih sehat-sehat saja, berhari-hari, berminggu-minggu, sampai berbulan-bulan beliau tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, alhasil tidak ada lagi yang bisa Ayah ajak untuk bermain catur lagi. Singkat cerita Teman Baik Ayah ku berpulang untuk selama-lamanya, dia pergi untuk selama-lamanya, dan sejak saat itu Ayahku tidak pernah lagi untuk bermain Catur, mungkin karena tidak ada Teman untuk diajak bertanding, sempat aku diajak bermain Catur oleh Ayah, namun rupanya aku bukan lawan yang cocok untuknya, Aku selalu dimenangkan setiap aku bermain catur, padahal aku sendiri tidak mengerti cara bermainnya saat itu, aku mengerti cara bermain Dam-Dam an, tapi aku praktekan dalam bermain catur, yang aku heran Aku selalu jadi Juaranya. Mungkin Ayah hanya merasa kasihan, tidak tega mengalahkan anaknya. Aku mulai bosan bermain catur aku tidak terlalu suka bermain permainan itu, menurutku dulu papan catur yang Ayah punya sudah jelek, warnanya hanya Hitam dan putih, pernah aku bilang kepada Ayah ” kenapa warnanya tidak diganti dengan Merah dan Putih agar sama dengan Bendera kita Yah” namun Ayah hanya tertawa. Setelah beberapa Lama Ayah berhenti dan tidak bermain Catur lagi, aku tidak melihat lagi Papan Catur kesayangannya lagi, aku sempat bertanya tetapi Ayah mengalihkan pertanyaan ku tersebut, dan setelah aku besar dan tumbuh dewasa aku mengerti mengapa Ayah menghilangkan Papan Caturnya tersebut, ada beberapa Alasan, mungkin karena sedih jika melihat Papan catur tersebut akan teringat temannya, dan mungkin Papan Catur tersebut mubazir tidak digunakannya lagi karena tidak pernah ada teman yang bisa diajak bertanding lagi.
Begitulah cerita Papan Catur Tua kesayangan Ayahku itu, Aku sempat mencarinya dirumah tapi tidak kutemukan, aku mencarinya di gudang tetap tidak ku temukan. Sekarang aku ajak Ayah untuk bermain catur di dalam permainan Laptop ku, sekarang aku sudah mengerti permainan Catur, saat liburan nanti akan aku ajak Ayah untuk bertanding Catur.

1 komentar:

Posting Komentar

 

BLOGY IMAJINATIONS Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review